Wednesday, 23 November 2016

Bentuk dan Permukaan Bulan

Bulan
1.    Rupa Bulan
Bulan adalah kawan  bumi yang paling dekat, kira-kira 384.550 km Akan tetapi  bila dibandingkan dengan jarak bumi ke bintang, sebetulnya sangat kecil. Bulan mengitari matahari satu kali, yakni setiap 27,3 hari  Sebagaimana  benda-benda langit  lainnya.bulan juga berbentuk  bola.Massanya  hanya massa  bumi dengan diameter  1/4  bumi.Gaya  gravitasi bulan  hanya  gaya gravitasi bumi.  Di bulan tidak ada air atau udara, sedangkan permukaannya mempunyai kawah bundar yang kebanyakan dibuat oleh meteorit. Oleh karena itu tidak memiliki angkasa seperti  halnya  bumi, tidak ada satu planet pun yang dapat melindunginya dari  jatuhnya meteorit. Meteorit yang  jatuh bahkan dapat membakarnya sampai habis.
Bulan merupakan satelit bumi yang mengelilingi bumi seperti halnya bumi mengelilingi matahari. Bulan tidak memiliki lapisan atmosfer. Bulan juga berputar pada porosnya dan masa putarnya bersamaan dengan massa peredaran melingkari bumi. Itulah sebabnya, bulan hanya terlihat satu belah  jika dilihat dari  bumi,sedangkan belahan lainnya tidak.
Satu-satunya kesempatan manusia dapat melihat wajah bagian belakang bulan adalah ketika anak buah kapal ruang angkasa Apollo VIII mengirimkan gambar TV secara langsung ketika mereka mengitari bulan. Tidak adanya angkasa yang dapat menyebarkan cahaya matahari, menyebabkan permukaan bulan menjadi panas hingga mencapai suhu air  mendidih.
Pada siang hari, suhu permukaan bulan mencapai 100 derajat Celcius. Sebaliknya, pada malam hari suhunya segera turun hingga mencapai minus 150 derajat Celcius. Oleh  karena itu gaya tarik di bulan hanya 1/4 gaya tarik bumi, maka manusia yang berada di bulan beratnya hanya 1/4  berat di bumi. Itulah sebabnya, bola yang dilemparkan ke angkasa akan mencapai ketinggian 6 kali lebih tinggi. Disebabkan tidak memiliki lapisan atmosfer, bulanpun tidak ada angin, hujan, dan cuaca. Selain itu, di bulan juga tidak terdengar suara dan tidak ada kehidupan. Tidak adanya angkasa menyebabkan langit di bulan hitam kelam, tidak seperti di bumi. Biru langit yang tampak di bumi disebabkan oleh cahaya gelombang pendek, seperti cahaya biru disebarkan oleh angkasa.

2.    Permukaan Bulan
Bagian permukaan yang terluas di bulan dan dapat dilihat dengan mata telanjang adalah  Maria. Bagian ini lebih gelap daripada permukaan selebihnya, sekaligus merupakan daerah datar yang ditaburi bebatuan dan dipenuhi kawah-kawah dalam. Pada 1609,setahun setelah penemuan teleskop, Galileo Galilei (1564-1642), searang ahli fisika dan astronomi Italia, menggunakan teropongnya untuk mempelajari bulan. la  menyimpulkan, bahwa wilayah terang pada permukaan bulan merupakan dataran tinggi  kasar, sedangkan yang lebih gelap merupakan dataran rendah yang rata.
Pada mulanya para astronom mengira, bahwa daerah gelap tersebut merupakan air.  Itulah sebabnya mereka menyebutnya Maria, artinya kabut, yang kemudian terbukti  sebagai daerah kering. Sekalipun demikian, hingga kini para astronom masih menyebut  daerah rendah bulan itu sebagai Maria. Permukaan bulan ini dipenuhi oleh kawah-kawah  yang ukurannya beraneka ragam. Daerah ini dikelilingi deretan pegunungan. Seorang  ilmuwan menyebutkan, bahwa kawah itu disebabkan oleh gerakan vulkanisme, sedangkan  ilmuwan lainnya, menyebutkan karena tabrakan meteor. Bulan juga mempunyai barisan  pegunungan dan dataran tinggi. Ratusan tahun yang lalu, masih menyisakan tanda tanya  besar, apa sesungguhnya yang terdapat di bagian belakang bulan ini. Rahasia besar itu  tetap misterius hingga 1959.
Misi astronot Rusia, yaitu Lunik 3, berhasil membidik bagian belakang bulan yang  pertama. Gambar  hasil bidikan tersebut memperlihatkan adanya laut besar di permukaan  bulan. Hasil temuan Lunik 3 itu rupa-rupanya mendorong ilmuwan Amerika Serikat untuk  terus meneliti. Pada 1969, para Ilmuwan Amerika Serikat mengembangkan peralatan  dan tehnik yang diperlukan untuk mendaratkan manusia di bulan. Akhirnya,pada 21 juli  1969, dua orang astronom AS, yaitu Neil Amstrong dan Edwin Aldrin, berhasil  menginjakkan kakinya di bulan. Perjalanan dan penerbangan berikutnya banyak  memberikan pelajaran bagi kita, yaitu kesungguhan untuk meneliti. Hasil penelitian ini  mengungkapkan lebih jauh proses terbentuknya bulan dan bumi.

No comments:

Post a Comment